Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Ips


Cooperative learning pada matapelajaran IPS untuk membuatkan self-efficacy dan keterampilan sosial merupakan upaya inovatif yang didasari pada pemikiran Huberman. Dalam konteks ini seleksi kreatif merupakan pilihan-pilihan alternatif yang muncul sebagai pembaharuan dari kondisi pembelajaran IPS ketika ini. Pilihan kreatif itu nampak ibarat pada tabel di bawah ini

PEMBELAJARAN IPS
PILIHAN KREATIF
Transfer of knowledge
Cara berpikr, cara bertindak
Pengembangan ranah IQ (matematis-logis)
Intelegensi intrapersonal
Intelegensi interpersonal
Pendekatan ekspositori
Pendekatan kooperatif

Penilaian hasil 
-teknik tes
Penilaian proses dan hasil
-teknik tes
-teknik non tes (kinerja, produk, kooperatif, dan efikasi diri)

Atribut dari definisi Huberman ihwal penemuan yakni pengorganisasian dan pemberdayaan sumberdaya dan bahan dengan cara gres dan unik. Dalam konteks ini cooperative learning dikembangkan dengan mempertimbangkan heterogenitas anggota kelompok, mengembangkannya menurut pendekatan konstruktivistik dan kontekstual, membuatkan aneka macam instrumen penilaian meliputi tes dan non tes.
Atribut ketiga dari definisi Huberman ihwal penemuan yakni pencapaian keberhasilan pada tingkat yang lebih tinggi. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang beraksentuasi pada lingkungan sosial. Proses interdependensi sosial, persuasi, pengalaman vikarius dalam pembelajaran kooperatif melalui proses regulasi diri atau regulasi kognitif memperlihatkan konstribusi untuk mencapai hasil belajar. Hasil berguru itu meliputi akademik, kepercayaan diri, dan keterampilan kooperatif. Pembelajaran kooperatif meliputi pencapaian kompetensi yang lebih luas jikalau dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori.
Dalam pengimplementasian cooperative learning pada matapelajaran IPS untuk membuatkan efikasi diri dan keterampilan sosial didasari pada konsep interdependensi sosial, kognitif sosial, berguru sosial, konstrukstivistik, dan kontekstual.
Proses penerimaan penemuan cooperative learning pada matapelajaran IPS untuk membuatkan efikasi diri dan keterampilan sosial melalui tahap-tahap orientasi, asimilasi, dan akomodasi. Pada tahap orientasi sosialisasi ditujukan pada khalayak target strategis yaitu anggota dan pengurus MGMP IPS. Tahap asimilasi diaksentuasikan pada penerapan penemuan dalam proses pembelajaran IPS. Penerapan itu merupakan aktualisasi dari action plan pembelajaran kooperatif yang telah disusun oleh MGMP IPS. Aktualisasi itu pada prinsipnya yakni membuatkan keterampilan guru mengelola pembelajaran kooperatif. Tahap fasilitas diaksentuasikan pada proses penilaian dan refleksi yang dilakukan oleh guru-guru IPS terhadap pembelajaran kooperatif yang diimplementasikannya.

sumber: Dr. Agus Suprijono M.Si

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Politik Bangsa Indonesia Penuh Darah Dan Korban Nyawa.

Waspada..!!! 8 Gunung Berapi Lain Siap Menyusul Merapi

Model Pembelajaran Paikem Talking Stick